PENGERTIAN TSS & TANGGUNG JAWAB PENERAPAN ATURAN 2 P2TL


PENGERTIAN TSS & TANGGUNG JAWAB PENERAPAN ATURAN 2 P2TL




ATURAN – 2 

TANGGUNG JAWAB 

Aturan – aturan ini tidak akan membebaskan setiap kapal atau pemiliknya, Nahkoda atau pemiliknya, Nahkoda atau awak kapalnya atas akibat – akibat dari setiap kelalaian untuk memenuhi aturan ini atau atas kelalaian terhadap setiap tindakan berjaga – jaga yang dipandang perlu menuntut kebiasaan seorang pelaut atau terahadap keadaan – keadaan khusus di mana kapal itu berada.

Dalam menafsirkan dan memenuhi aturan – aturan ini, setiap kapal harus benar – benar memperhatikan semua bahaya navigasi dan bahaya tubrukan serta setiap keadaan khusus termasuk ketertibatasan dari kapal – kapal yang bersangkutan yang memaksa menyimpang dari aturan – aturan ini untuk menghindari bahaya mendadak 










ATURAN 2


Tanggung Jawab



Tidak ada suatu aturan apapun yang membebaskan oleh setiap pemilik kapal, Nakhoda dan ABK untuk lalai berjaga-jaga. Oleh sebab itu kapal dijaga selama 24 jam dan yang membagi penjagaan adalah Nakhoda sebagaimana didalam tanggung jawab dan wewenang Nahkoda sebagai pemegang kewibawaan umum diatas kapal dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas jaga, oleh sebab itu dalam berjaga-jaga menggunakan pengamatan disekeliling kapal dengan menggunakan mata, telinga bila kabut, dan alat navigasi ( radar )

                                          Center line




                                                                          112,5°

090°

                                                                             22,5°



                                        090°

                                                                     22,5°

                                                      67,5°


                                                          135°

                                                   Gambar 3


2b. Dalam menafsirkan dan memenuhi aturan-aturan ini, harus benar-benar memperhatikkan bahaya navigasi dan bahaya tubrukan serta setiap keadaan khusus termasuk keterbatasan-keterbatasan kapal yang terlibat yang dapat memaksa untuk meyimpang dari aturan-aturan ini untuk menghidari bahaya mendadak

Aturan ini adalah sama dengan pasal 27 SOLAS 1960 untuk menghidari bahaya tubrukan, maka dianjurkan untuk selalu mengikuti aturan yang bersangkutan seteliti mungkin, tetapi bila 2 buah kapal saling berhadapan sedemikian rupa sehingga apabila mengikuti aturan ini akan menimbulkan bahaya mendadak, maka menurut aturan 2b ini mengharuskan menyimpang dari aturan yang ada untuk menyelamatkan kapal dan manusianya.

                                                   

                                 

                                                 +++






Gambar 4


Penjelasan Aturan 2 

Aturan  2(a)  dan  2(b)  ini  merupakan  petunjuk. Maksudnya agar dicapai keamanan setinggi mungkin bagi kapal dan orang-orang dan muatannya.

Ketentuan yang ada  merupakan  ketentuan  umum  yang semuanya  berlaku untuk setiap  keadaan. Dalam keadaan memenuhi hal-hal yang istimewa atau khusus  maka  harus  dilakukan suatu tindakan berjaga-jaga yang logis dan tepat menurut apa  yang  harus  dilakukan oleh seorang pelaut yang baik. Betapa pentingnya aturan ini terlihat dalam jalannya pengusutan perkara tubrukan, dimana selalu ditekankan adanya ketidakwaspadaan terhadap tindakan berjaga

jaga yang diharuskan, yaitu :  “Tindakan berjaga-jaga yang diperlukan berdasarkan pelaut yang baik atau keadaan khusus”.

Beberapa contoh mengenai tindakan berjaga-jaga yang diisyaratkan oleh tindakan pelaut yang, atau keaadan khusus adalah sebagai berikut:

Sebuah kapal yang sedang berlayar harus menyimpangi kapal lain yang sedang berlabuh berlabuh berdasarkan kecakapan pelaut. Akan tetapi kapal yang sedang berlayar atau berhenti tidak perlu menyimpangi kapal lain, kecuali kapal lain itu tidak dapat mengolah gerak dan memperlihatkan tanda-tanda, maka dia harus mengikuti aturan.

Apabila kapal itu berlabuh, maka harus berbuat sedemikian rupa tanpa harus membahayakan kapal lain yang mungkin akan bernavigasi didekatnya. Dia tdk boleh berlabuh terlalu dekat dengan kpl lain. Panjang rantainya harus sesuai dgn keadaan sekitarnya & bilamana perlu dipergunakan jangkar yg kedua.

Pada waktu kabut tebal, maka sebuah kapal tanpa radar, tidak untuk berlayar sama sekali, akan tetapi harus berlabuh, bilamana hal itu dapat dilakukannya dengan aman.

Bila dua kapal saling mendekat pada sebuah tikungan yang sukar dan sungai yang berarus, maka menjadi kewajiban kapal yang melawan aruslah untuk menunggu kapal lain untuk melewati tikungan lebih dahulu.

Pengaruh perairan dangkal harus diperhitungkan. Sebuah kapal yang berkecepatan tinggi, di atas air akan menimbulkan medan tekanan yang semakin besar bila aliran air disekitar kapal itu terhalang. Dibawah kapal, akan terjadi perubahan trim, kemuka atau kebelakang, tergantung pada keadaan sekitarnya. Bila kedalaman air kurang dari satu setengah dari sarat kapalnya, maka pengaruh ini semakin nampak. Bila yang dangkal hanya di satu sisi saja, maka medan tekanan akan menyebabkan kapal akan membelok dari ambang itu dan dapat menimbulkan bahaya tubrukan apabila ada kapal lain yang berpapasan terlalu dekat. Gaya yang saling mempengaruhi antara dua kapal, juga akan lebih besar di perairan dangkal.

Pada aturan -10 hanya berlaku untuk pemisaham alur lintas yang disyahkan oleh organisasi. Sebelum diakui oleh IMCO maka harus disyahkan dulu oleh siding yang diadakan setiap dua tahun. Namun demikian dalam keadaan penting dan mendasar suatu pemerintah dapat membuat pemisahan alur lalu lintas yang baru atau tambahan yang sudah ada sebelum diakui oleh IMCO.

Antara aturan 2(a) dengan 2(b) seolah-olah bertentangan dimana  aturan 2(a) wajib memenuhi aturan sedangkan 2(b)  boleh menyimpang dari aturan.   Sebenarnya penyimpangan yang dimaksud adalah harus berdasarkan untuk menghindari tubrukan dan bahaya navigasi. Untuk  menghindari  bahaya  tubrukan,  maka   dianjurkan  untuk  selalu mengikuti Aturan-aturan yang bersangkutan seteliti mungkin. Tetapi bila dua kapal saling berdekatan sedemikian rupa sehingga apabila mengikuti aturan justru akan menimbulkan bahaya tubrukan dan bahaya mendadak, maka menurut aturan 2(b) ini diharuskan menyimpangi aturan yang ada untuk menghindari tubrukan. 

Jadi : “Menyimpang dari aturan yang ada, dalam keadaan khusus dan dalam keadaan adanya bahaya mendadak, merupakan keharusan secara hokum”.

Selama tidak adanya bahaya mendadak, harus selalu mengikuti aturan-aturan pencegahan tubrukan di laut.

“Maksud dari diadakannya aturan 2(b) ini ialah agar pada keadaan khusus tidak mengikuti aturan yang ada secara buta”.

Apakah ada bahaya yang mendadak atau tidak, dalam praktek sukar untuk menentukannya. Untuk dapat menyimpang dari aturan-aturan yang ada, haruslah sangat hati-hati karena hal itu harus dapat dipertanggung jawabkan dengan alasan-alasan sebagai berikut:

Bila melaksanakan aturan yang ada, justru akan menimbulkan tubrukan.

Olah gerak yang dilakukan harus wajar, dan dapat mehindarkan tubrukan.

Tindakan berjaga-jaga yg diambil hrs sesuai dengan syarat-syarat yang ada.                                                                               

Harus selalu waspada dan selalu siap memenuhi keadaan-keadaan sebagai berikut:

Semua bahaya navigasi dan tubrukan

Keadaan-keadaan khusus

Kemampuan olah gerak yang terbatas dari kapal-kapal



           Ket: A harus, terhadap B mempertahankan haluannya dan menyimpang C.

                                 Bagaimanapun A harus membelok ke kanan dan lewat di be-

                                 lakang C, kemudian kalau perlu mengurangi kecepatan, atau

                                 berhenti dan memberi jalan terhadap C.

                  B harus, menyimpang A dan C, B harus membelok ke kanan melewati

                                di belakang A dan C, kalau perlu mengurangi kecepatan atau

                                gambar 2(a) berhenti, dan memberikan jalan bagi A dan C.

                  C harus, mempertahankan haluan dan lajunya.

Bahaya navigasi itu antara lain, melewati hujan, angina, badai pasir, hujan abu, perairan yang dangkal, gunung es, kerangka kapal. Kalau dua kapal dalam kabut saling melihat maka keduanya harus saling melakukan tindakan untuk menghindari bahaya tubrukan.

Sebuah kapal yang dalam keadaan biasa harus mempertahankan haluan dam kecepatannya, dalam keadaan khusus harus menyimpang dari aturan untuk menghindari bahaya mendadak.

Juga sebuah kapal yang terhadap kapal lain harus mempertahankan haluan dan lajunya sedangkan terhadap kapal lain lagi harus menyimpangi. (Gambar 2a) 


Umpama dua kapal bertenaga berhaluan berlawanan, Kedua kapal berdasarkan aturan harus   menyimpang Ke kanan masing-masing. Jika  A  berbuat  demikian  maka  akan menimbulkan bahaya kandas. Dalam hal  ini A tidak  membelok  ke

kanan, dan menyimpang dari aturan, dari  jauh  sudah jauh  sudah  membelok ke  kiri dan  dilakukan  secara jelas, sehingga B aman atau A mengurangi kecepatan

nya  dengan  jelas dan membiarkan B saja yang membelok ke kanan.


Keadaan khusus umpanya kalau bertemu dengan iring-iringan kapal perang atau konvoi atau mendekati sebuah kapal induk, atau waktu melakukan olah gerak untuk menolong orang jatuh ke laut, karena peril olah gerak yang menyimpang dari aturan (gambar 2b).

Pada waktu mengambil pandu sebetulnya tidak boleh dianggap sebagai suatu keadaan khusus. Tergantung keadaan olah geraknya, harus waspada dan hati-hati. Apabila ada bahaya tubrukan harus dilakukan tindakan yang menguntungkan dan tepat berdasarkan kecakapan pelaut yang baik.


Kapal yang sedang menggunakan tata pemisahan lalu lintas (TRAFFIC SEPARATION SCHEME) harus :

Berlayar dijalur lalu lintas yang sesuai dengan arah lalu lintas umum untuk jalur itu;

Sedapat mungkin tetap bebas dari garis pemisah atau zona pemisah lalu lintas.

Jalur lalu lintas pada umumnya dimasuki atau ditinggal kan dari ujung jalur ,tetapi bilamana tindakan memasuki maupun meninggalkan jalur itu dilakukan dari salah satu sisi ,tindakan itu harus dilakukan sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah sudut yang sekecil-kecilnya terhadap arah lalu lintas umum.

No comments

Powered by Blogger.